Friday, March 30, 2012

BBM NAIK (pemerintah, pendemo, polisi, dan saya)

yah seperti yang kita ketahui sekarang, pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM (bahan bakar minyak). Mungkin keputusan tersebut, bukanlah keputusan yang populis atau didukung oleh rakyat. Terbukti dengan banyaknya demo penolakan rencana dari pemerintah. Tapi apa yang kita bisa lihat dari kenaikan harga BBM dan demo yang menyertainya. Ulasan berikut adalah ulasan yang saya lakukan sebagai orang awam yang mengenyam sedikit pendidikan melihat para elite politik dan juga orang-orang intelektual yang terlibat.

PEMERINTAH:
Apa bila kita dengarkan alasan pemerintah menaikkan harga BBM, sekilas mungkin terlihat sangat benar. Tapi mungkin, pemerintah sedang lupa dengan apa yang sedang dialami oleh masyarakat yang sedang mereka pimpin. Kenapa pemerintah menaikkan harga BBM ketika masyarakat dengan jelas melihat kinerja pemerintah yang sedang amburadul. Bagaimana pemerintah menaikkan harga BBM (yang nantinya akan memberkan efek domino terhadap harga kebutuhan pokok), pada saat kebanyakan masyarakat sedang dalam keadaan terjepit, dengan kecilnya upah dan juga tingginya kebutuhan yang mesti dipenuhi.
Yang paling miris adalah bagaimana mungkin Indonesia yang juga anggota OPEC yang merupakan organisasi negara penghasil minyak, bisa harus sangat tegantung dengan harga minyak dunia? Bagaimana bisa, Indonesia yang punya banyak sumur minyak, harus mengimpor minyak? Disinilah mungkin kurangnya pemerintah, ketidak becusan dalam mengelola aset-aset negara.




PENDEMO:
Saya sebagai masyarakat awam, sangat berterima kasih kepada para pendemo (yang sebagian besar adalah mahasiswa) yang mau peduli dan mau memperjuangkan nasib rakyat kecil yang nantinya akan sangat merasakan dampak dari kenaikan harga BBM. Namun ada  hal yang tidak saya setujui dari dari cara mereka melakukan demo. Seperti yang bisa kita lihat di televisi, bagaimana mungkin mahasiswa yang notabene merupakan kumpulan orang-orang terpelajar bisa melakukan hal anarkis di setiap demo yang mereka lakukan. Yang jadi pertanyaan, kenapa dalam setiap demo, mesti selalu terjadi pengerusakan? bahkan yang dirusak adalah fasilitas umum yang dibangun dari uang rakyat yang sekarang sedang mereka bela. Saya cuman berharap hal itu segera di hentikan, karena akan semakin menyengsarakan rakyat.

POLISI:
Apa yang mesti polisi lakukan ketika terjadi sebuah demo? Mungkin hanya mengamankan fasilitas dan ketertiban umum, agar pada saat demo tidak terjadi kerusuhan atau bentrokan. Para polisi mungkin tidak ingin untuk bentrok dengan mahasiswa, mereka juga manusia yang punya keluarga yang menanti mereka dirumah. Apabila mereka punya pilihan mungkin mereka akan memilih untuk tinggal dirumah dan tidak melakukan pengamanan yang sudah terlihat jelas resiko yang akan mereka hadapi. Nah mungkin yang kurang dari cara polisi dalam menghadapi demo, adalah penggunaan senjata dan kekerasan. hal tersebut dapat menyulut terjadinya bentrokan yang lebih besar.dan yang paling tidak kita inginkan adalah korban jiwa.


terakhir yang bisa saya lakukan adalah pemerintah dan para birokrat dapat berbenah, sehingga mahasiswa tidak perlu melakukan demo yang tidak memerlukan pengamanan dari polisi.
saya hanya mengharapkan
Indonesia yang lebih baik
 
 
»»  READMORE...

Thursday, March 29, 2012

JUBELINK (Blog Advertising Lokal)






Berapa banyak layanan advertisement yang kalian ketahui? ? mungkin banyak, atau mungkin juga sedikit dan hanya satu (milik google).

Tapi tahukah kalian, kalau sekarang terdapat advertiser yang khusus berbahasa Indonesia?  jadi tidak perlu bersusah-susah menggunakan bahasa Inggris, yang susahnya minta ampun.Pernah aku coba untuk daftar di advertiser asing tersebut. alhasil, permintaanku DITOLAK, dan mirisnya lagi aku engga tau alasannya kenapa (bahasa Inggrisku agak merangkak). :-)

JUBELINK itu namanya. dan ternyata cara daftarnya sangat mudah, dan yang paling aku suka adalah bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang sudah pasti akan sangat mudah kita mengerti. bagi yang berminat silakan cek di sini
»»  READMORE...

Monitize Blog

frankly speaking, the first reason why i make this blog is to get money from it. It's sound so greedy isn't it? But that is the real reason.
maybe you'll think that I'm a lazy person, who just want to get money without even want to work. I have a job, but for your information, that's not much i can expect from my current job. Not to be ungrateful person, but the salary I earn, don't even enough to pay my family debt. As I had describe at my previous  post, I come from a poor farmer family.

I had seen my friends earn some money from his blog, and i'm a bit interested to it. How could a blog, that you make could give you some money? The I know that the money come from the advertiser who put ads on the blog. Then I try to sign up for that advertiser, but what i found is another problem. not all the blog is approved by the advertiser.

so please everyone who read my blog and have information, please share it to me.
i will appreciate all your help.
»»  READMORE...

Wednesday, March 28, 2012

LOVE


Cinta!!!!!
Kata yang terlalu sering q dengar,, kata yang temanq bilang bisa bawakan bahagia.
Tp bagiq, cinta toe beban.
Karena toe kan bebani qta tuk selalu pertahankannya,
Ktika qta bisa pertahankan itu,,
Cinta kan bawakan kmu sejuta rasa..
Cinta kan berikan dirimu sejuta warna..
Tp….
Bila qta tak bisa pertahankan itu,,,
Cinta kan bawakan bencana bagi qta,,
Bencana yang ga pernah qta bayangkan,,,
That’s a freaking DISASTER.
Tpi manusia tanpa cinta bagia sayur tanpa garam..
Begitu kata semua orang bijak,,
Ato cman orang yang penuh dengan omong kosong.
Yang cba tuk paksakan apa yang ia pikirkan…
Jadi untuk apakah cinta itu sebetulnya????
Bagai buah simalakama,
Tak dimakan ibu mati,,
Tak dimakan hidup yang kan tiada….
Bagiq sekarang..
Cinta itu bagai pisau..
Hal yang kadang Bantu qta tuk lakukan sesuatu di dunia ini
Tpi jga bisa hancurkan hidup qta.
Jadi cobalah tuk jadikan cinta itu sebagai beban yang kan Bantu qta tuk temukan semua hal yang qta iginkan di dunia ini.
Semua hal indahhhhhhhhhh……
Love is nice…
But love also a fuck
»»  READMORE...

Sunday, March 18, 2012

BUKAN DENGAN SETANGKAI BUNGA


Cakrawala tak tampak di ufuk barat, awan bersama matahari pun ikut tak menampakkan keindahannya sore ini. Hanya angin kencang yang menghempas raga ini. Kuncup-kuncup harapan tumbuh bermekaran masih menjadi angan. Waktu begitu cepat berlalu, hidup terasa datar tuk dijalani.
Duduk di sebuah karang besar di sebuah pantai, ditemani kepiting dan keong yang asik bermain ombak. Tangan kananku memegang ranting kecil untuk mempermainkan si kepiting yang sukses membuat aku iri, sedangkan tangan kiriku menggenggam kekosongan. Begitu juga dengan angin yang begitu kencang menghempas semua kenangan-kenangan yang telah terukir dan tertulis yang tak semudah ombak menghapus ukiran dan tulisan di atas pasir untuk melupakan dan mengenyahkannya. Masih termenung dengan keadaanku yang sederhana yang membuat keadaan seperti ini. Kata-kata kejam yang masih teringat yang terucap dari seseorang yang aku sayang, membuat duniaku berbalik dan terasa berhenti berputar.
****
Pagi itu, Ulan –orang yang sangat berarti dihidupku- denganku di sebuah bukit berdebat tentang keadaanku. Aku yang tak bisa memberi apa yang dia suka ataupun yang dia mau membuat klimaks dalam hubungan kita.
“aku cewek normal, aku minta juga yang wajar, aku ga pernah minta yang berlebihan, permintaanku itu-itu aja, anterin aku ke kampus, anterin kemanapun aku pergi, itu juga aku belum minta aku mau makan di restaurant bintang lima, belum lagi kalo aku minta kamu ngambilin bunga di puncak gunung itu. Aku tau kamu bakalan ga bisa nurutin, ada aja alasan kamu, ga ad motor, bensin habis lah, nabunglah, itulah, inilah, ahhhh…. Banyak alasanmu…” bentaknya saat aku berusaha untuk menjelaskan.
“ga usah kamu  ngomong apa-apa lagi. Emang kamu baik, kamu bisa ngerti aku, kamu bisa bantu aku di saat aku susah, kamu ada di saat aku susah, tapi pernah kamu liat pasangan-pasangan lain? Mereka bisa jalan-jalan sesuka hati, mereka bisa dapatkan apa yang mereka mau tanpa harus meminta dulu. Sedangkan kita apa? Paling untung kamu ajak aku ke bukit ini lagi dan lagi.” Lanjutnya sambil membalikkan badan seakan tak mau malihat tatapan mataku yang mengartikan bahwa dialah segalanya.
Aku memilih untuk diam, aku menunduk mengisyaratkan aku memohon untuk tidak seperti ini. Aku menggenggam erat tangannya yang berusaha untuk dia lepas.
“lebih baik kita break. Kamu renungin masalah ini. Aku sadar aku memang egois, tapi ini yang aku mau, aku bosan dengan keadaan yang seperti ini terus. Sebelum kamu menemukan jawaban atas masalah ini jangan hubungi aku. Kamu boleh hubungin aku setelah kamu dapat jawabannya, jangan hubungin aku kalo hanya untuk memohon dan merengek.” Kata-kata yang mengakhiri pertemuan itu, dia hempaskan tanganku dan mataku melihat langkah kakinya yang semakin menjauh meninggalkan aku dan renunganku saat itu.
****
Deburan ombak menyadarkanku dari lamunanku, aku rasa aku sudah menemukan jawabannya setelah satu minggu lebih memikirkannya. Dia yang sudah menemaniku, sudah menjadi bagian hidupku, akan aku ikhlaskan semuanya. Apapun yang akan terjadi.
Aku bangkit dari karang itu dan bergegas pergi meninggalkan tempat ini. Tanpa aku arahkan, kaki-kakiku tau harus kemana. Tak beberapa lama aku temukan yang sudah menjadi bagian hidupku.
“aku sudah menemukan jawabannya,” kataku tanpa basa basi lagi.
“Apa?”
“inilah aku Lan, dan kamu sudah tau dari dulu. Aku emang ga bisa nurutin apa yang kamu mau, aku ga bisa apa-apa seperti pasangan lain. Asal kamu tau, kamu sudah jadi bagian hidupku, sudah menjadi nafas dari raga ini. Karena satu hal yang membuat aku seperti itu, aku ingin kamu menjadi masa depanku.” Berharap dia bisa mengerti penjelasanku.
“maksudmu?”
“aku ga bisa ngajak kamu makan ke restaurant bintang lima, karena nanti saat kita tua, aku yang akan membuatkanmu layaknya sebuah restaurant bintang lima walaupun di sebuah meja kecil, yang hanya ada menu dari masakanku yang aku masak penuh dengan kasih di rumah kita nanti. Karena di saat kamu tidak bisa melihat tanpa kaca matamu, aku yang akan menuntunmu kemanapun yang kamu mau. Karena di saat kamu tidak sanggup untuk berjalan sendiri, aku yang akan membantumu untuk berjalan menuju apa yang kamu mau.” Aku terdiam sejenak dan dia pun terdiam. “aku tidak bisa membelikanmu apa yang kamu mau sekarang karena uang yang harusnya aku gunakan untuk membelikan apa yang kamu mau aku tabung untuk pernikahan kita, untuk merawat anak kita kelak, untuk masa tua kita nanti. Dan aku pun tak kan bisa mengambilkanmu sekuntum bunga di puncak gunung itu, karena kelak akan aku buatkanmu taman dengan sejuta bunga di taman rumah kita nanti” kataku mengakhiri apa yang ingin aku katakan.
Aku melihat dia meneteskan air mata, dan tak berani untuk menatapku. Ingin rasanya aku memeluk untuk menenangkan hatinya yang dilema dan menghapus air mata yang membasahi pipinya.
“sekarang kamu tau kenapa aku seperti ini sekarang, karena semua untuk masa depan kita, untuk semua mimpi yang ingin aku wujudkan kelak hanya bersamamu. Bukan aku yang harus memutuskan, sekarang kamu bisa memutuskannya. Aku sudah ikhlas, dan aku akan tegar walau apapun yang akan terjadi.”
Keadaan hening setelah aku lega telah mengucapkan segalanya. Walaupun ada sedikit beban dipundakku, apakah ini akan berakhir atau sebaliknya. Akupun tertunduk, menggenggam kekosongan dengan kedua tanganku.
“Indra, maafkan aku. Tak seharusnya aku meminta itu semua kalo seandainya aku tau kalo itu untuk masa depan yang telah kamu persiapkan. Aku tersadar dengan kata-katamu. Aku tak akan melepaskanmu yang telah begitu ikhlas menyayangiku. Ndra, maafin aku…” kata Ulan sembari memegang erat kedua tanganku yang mengepal.
“Tak ada yang perlu dimaafkan Lan, ini wajar terjadi, tapi aku ingin kamu mengerti. Bukan dengan setangkai bunga aku mengungapkan rasaku padamu, tapi dengan janjiku untuk bersamamu selamanya.” Genggamannya aku lepas, dan aku memeluknya dengan erat. Malam yang indah dan sempurna aku rasakan hari ini.
**END**
»»  READMORE...

Wednesday, March 14, 2012

SenJa


Senja
Menghindari senja, aku pun harus bertemu dengan senja itu. Menunggu kesetiaan dan kejujuran di bawah pohon mahoni yang berada di halaman sebuah bangunan TK yang sudah tua. Sebuah ayunan yang satu-satunya permainan anak yang tersisa dibuai angin kencang. Lalu, rintik hujan singgah di ayunan tersebut. Hujan semakin lebat, menyuruhku menepi ke bawah pohon mahoni. Bukan tentang hujan, sebenarnya. Tapi saat ini hujan menemaniku yang gelisah menunggu Darmawan. Hujan menjadi jurus ampuh untuk manakar kesetiaan dan kejujuran itu. Berdiri di bawah mahoni, aku bisa melihat kedatangannya dari ujung jalan. Walaupun rintik-rintik hujan dari sela-sela mahoni singgah di tubuhku.
Dari ujung jalan, Darmawan berlari melintasi hujan. Langkah cepatnya, adalah pertanyaan yang menyediakan jawaban buram untukku. Apakah itu langkah kesetiaan dan pengorbanan atau itu adalah langkah kebimbangan. Terasa darahku naik ke ubun-ubun, dadaku berdebar sangat dahsyat ketika Darmawan berada di hadapanku dengan nafas tersengal-sengal. Sebentar ia berdiri, menyaksikan bagaimana aku. Ia menggigil kedinginan bersamaan dengan air mataku yang jatuh.
“Padahal aku mengenal dirimu sebagai wanita yang  kikir air mata.” Darmawan menatap tajam ke arahku
“Tapi kali ini berbeda, Mawan,” aku menyambung kata-katanya
Darmawan menarik tanganku, membawaku berlari menuju bangunan TK. Kami duduk menepi. Bersandar di bangunan Taman Kanak-Kanak yang sudah tua itu.
“Mawan!” Sapaan akrabnya yang acap kali aku panggil. “Jangan pernah berpikir aku berkorban,” kataku dengan suara yang terisak. “Pastinya dirimu mengenal bagaimana aku. Pernah aku berkorban? Untuk satu hal yang kecilpun aku tidak mau, Mawan!” Sinar mata Darmawan tajam, walau ketika itu ia basah kuyup. Saat ini, sepi sedang berada di antara kami karena Mawan tak memberi sedikit pun tanggapan. Aku duduk sejajar dengan Mawan. Daun mahoni yang disinggahi butir-butir hujan yang semakin lebat menjadi tontonan kami berdua. Tak ada instrument selain lebatnya hujan. Desah nafas Darmawan yang selalu aku dengar apabila berada di sampingnya saat ini tak terdengar.
“Aku tak akan berkorban, Mawan!” Air mataku kembali jatuh. “Sekalipun dia sahabatku.” Aku menyambung kata-kataku sambil mengusir sepi. “Tapi, berpikirlah!” Ada pertempuran besar di hatiku untuk mengeluarkan kata-kata selanjutnya. “Aku berharap dirimu menerima cintanya, jika ia lebih baik dariku. Tentang bagaimana aku, jangan hiraukan!” Aku bukan melepasmu Mawan, tapi mengukur kejujuran dan kesetiaanmu, teriakku dalam hati. Itulah kata terakhirku sebelum menyonsong hujan yang tak jua berkurang lebatnya. Tak ada lagi senja. Antara hujan dan gelap aku tinggalkan Mawan di bangunan TK tua itu. Sayup-sayup terdengar Mawan memanggilku, “Aya…!”

Pagi
Mereka bertemu di antara kabut. Bukan cerita tentang kabut, tapi kabut hadir dengan pesonanya yang memburamkan pandangan di pagi ini. Darmawan duduk di sudut bangunanTK. Ayunan yang kemarin ia lihat bersama Aya masih tertutup kabut. Sesekali Darmawan melihat ke ujuang jalan, menunggu seseorang yang akan melintasi kabut.
Kabut, tak menipiskan keinginan Reka berjalan menelusuri jalan setapak dan berhenti di sebuah bangunan TK yang sudah tua. Reka berharap Darmawan menunggunya di sana.
“Reka! Aku pikir dirimu tak akan datang.” Kata Darmawan menyambut kedatangan Reka. Reka membalasnya dengan senyum kegembiraan karena Darmawan telah menunggunya.
“Terimakasih telah menungguku!”  Disapu dinginnya kabut pagi, mereka duduk di sudut TK. “Setiap berjumpa dengan dirimu, Mawan, hari selalu terasa pagi. Dan pagi ini, sangat tak kuinginkan berlalu begitu saja. Aku harap, ini adalah pagi yang membawa berita baik” Ada senyum di bibir Reka, memperindah wajahnya yang lesung pipi.
“Boleh aku mengajukan satu pertanyaan, Rek?”
“Apa?”
“Tentang sahabatmu.” Darmawan menatap lekat ke arah Reka. “Apa  dirimu tak pernah tahu tentang. . .”
“Tentang kalian. Bukankah begitu, Mawan?” sekilas mereka saling bertatapan. Reka lalu melarikan pandangannya ke pohon mahoni yang diburamkan oleh kabut. “Pastinya aku tahu. Tapi cinta ini memaksaku untuk berkorban, Mawan!. Tak pernah aku inginkan kehadirannya, namun rasa ini datang tanpa aku sadari.”
“Tapi, Aya sahabatmu!”
“Sekalipun dia sahabatku!”
“Apa yang dirimu inginkan dariku, Rek? Masih banyak pria yang lebih baik dariku.”
“Itu benar. Tapi, bagiku dirimu lebih baik untukku dibanding mereka!”
“Jika Aya melepasku untukmu, apa yang dirimu lakukan agar ia juga bahagia seperti kebahagiaan yang dirimu rasakan?”
“Sekali ini aku mohon pengorbanan dari seorang Aya!”
Mereka duduk sejajar menghadap jalan setapak. Sesekali kendaraan mondar-mandir di jalan itu. “Mawan, apakah cintaku hanya akan sia-sia saja? Berharap pada seseorang yang tak mungkin akan membalasnya.”
Mawan menatap lekat mata Reka. Mereka bertemu pandang pada situasi klimaks dari cerita segitiga ini. Jawaban yang diharapkan Reka tak kunjung keluar dari mulut Darmawan. Matahari semakin merangkak ke tengah. Kabut semakin menipis. Mahoni yang tadinya tertutup kabut kini terlihat sangat jelas dengan daunnya yang hijau.

Matahari tepat di atas kepala
“Kekuranganmu membuat aku merasa nyaman. Kehadiranmu menjadi langkah semangat bagiku. Melepasmu adalah kehancuranku.” Kataku di tengah terik matahari. Aku dan Mawan bersandar di bawah mahoni. “Satu hal lagi, Mawan!”
“Apa?”
“Tak semudah itu aku memberitahunya!”
Mawan menatapku. Dapat aku baca pikirannya, seolah ingin tahu apa yang aku maksud.
“Karena dirimu belum memilih, Mawan!” Di balik dinding TK itu, aku tahu ada sepasang telinga yang me-nangkap suaraku. Mendengar pembicaraan kami.  “Aku atau Reka?”  aku lanjutkan kata-kataku, berharap sepasang telinga di balik diding itu juga mendengarnya.
“Apa dirimu masih menginginkan kehadiranku di sisimu, Aya? Bukan aku yang memilihnya. Tapi dirimu sendiri yang akan memberi jawaban dari semua pertanyaan dan pilihan itu!”
“Terjawab sudah kebimbanganku, Mawan!” Reka, seseorang yang berada di balik dinding itu, aku tahu pengorbananmu yang sia-sia untuk Mawan. Tapi, dia memilih aku, Ma’af! Walapun dirimu sahabatku, kata hatiku saat itu. “Kesetiaanmu tak sanggup aku lepaskan. Itulah yang ingin aku katakan.” Ucap Aya.***

»»  READMORE...

HancurNesia

BBM naik!!!!!!!!!!
TDL juga mau naik!!!!!!!!!
Harga bahan pokok ikut naik!!!!!!!!!
trus apa yang akan turun?
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah kah?
kesejahteraan masyarakatkah?

Seluruh masyarakat Indonesia mungkin sekarang sedang bertanya-tanya, ,
apa yang akan dilakukan oleh pemerintah kepada mereka?
apa yang akan diputuskan oleh orang-orang yang dulu kita pilih dan kita percayai sebagai pemimpin kita?
apa benar mereka adalah wakil dari rakyat Indonesia??

ketika mereka putuskan untuk menaikkan harga BBM, ,
menaikkan tarif dasar listrik, ,
apa mereka benar memikirkan rakyat indonesia yang KATANYA mereka pimpin.
tak pernahkan mereka mendengar slogan kalau Indonesia itu Gemah Ripah Loh Jinawi, ,
yang apapun kita cari ada di negara tercinta ini.
tapi kenapa, hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja, kita harus mengimpor dari negara lain, ,
dan untuk itu kita tunduk terhadap harga minyak dunia,
yang semakin menghancurkan rakyat indonesia,

mungkin ini semua adalah masa bencana dan kesemrawutan untuk negeri ini,
disaat masayarat sedang berjuang memenuhi kebutuhan hidup,
kita dihadapkan dengan begitu banyak kasus korupsi,
bahkan dengan nilai yang luar biasa besar,
dan dilakukan oleh hampir setiap lapisan penyelenggara negara kita
apa yang bisa kita lakukan, yang mengawasi dan yang diawasi sama-sama melakukan korupsi?
mungkin kita hanya bisa berhayal, kalau korupsi akan diberangus dari negara ini.



»»  READMORE...

Tuesday, March 13, 2012

Another Dissapointment

Working in Bali maybe sounds great. Who don't want to work in the Paradise? or simply working while enjoying your holiday? Get paid, and still could enjoy the place where most people want to visit (sometime expensive).
But do you know, how the Balinese get their job? maybe not all of you know how they get the job, or what job do they have for living. With hundred or even thousand Hotel, Restaurant or place related to tourist, you may think it must been easy for Balinese to get the job. Or you may think that lots of Balinese are entrepreneur, and has to be rich.
The fact is not all of the Balinese has enjoy that kind of things. Most of the Balinese still find it difficult to get a job in their own backyard. And mostly the Hotel and other tourist related place are own by by foreigner, can you imagine Balinese are the servant in their own house.
The reason maybe, not all Balinese has enjoy the benefits from tourism,or even the really related to it. They are just the spectator of the great business in their house. They could not even live above the poverty line. the as the result, they could not send their children to school to get a better education.
the other reason is because, most of the vacancy has been filled by foreigner, of those who migrated to Bali. the result of it, is the vacancy for Balinese is squeezed even thinner.
What a disappointment, Bali as one of the great tourist destine, could not even make her civilian lives a little bit above the poverty line. 
»»  READMORE...

Sunday, March 11, 2012

ARTI HIDUP



Pelan tapi pasti air hujan menetes sedikit demi sedikit jatuh di bumi pertiwi, tanah menjadi becek dan jalanpun menjadi basah. Surganya para bebek di sawah, dengan riang gembira mereka berenang di sawah-sawah. Air sungai menjadi keruh, seketika juga air sungai naik dan menggenangi perumahan di sekitar sungai. Orang-orang tak bisa bekerja karena hujan, mereka malas untuk keluar karena cuaca yang tidak bersahabat itu. Musimnya nyamuk untuk berkembang biak dan menyerang manusia. Walaupun hujan deras terus menghujam bumi pertiwi, sepasang kekasih merajut kehangatan di tengah derasnya hujan. Saling tertawa, saling mencium kening, dan saling peluk, sepasang kekasih itu tak risih dengan adanya hujan, bahkan hujan menambah kemesraan mereka.
Tapi, disini aku sendiri, menahan dinginnya angin dan air hujan. Air hujan terus menghujam diriku. Aku berharap kan ada pangeran yang datang padaku dan menyelamatkan aku dari penderitaan ini. Tapi tak ada satupun yang menjemputku dengan seekor kuda putih. Sendiri aku menahan pahitnya kehidupan ini. Aku sebatangkara. Saat aku akan beranjak mengikuti langkah-langkah malaikat, kakiku tertahan. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan. Aku lemah, aku pengecut, aku tidak berani melawan kehidupan ini. Ini begitu sulit untuk aku hadapi sendiri. Duduk lemah menanti belaskasihan seseorang. Semua orang meninggalkan aku.
“Ga semua orang meninggalkan kamu!!Masih ada yang peduli denganmu!!Masih ada cahaya di balik awan gelap itu!!Kamu ga sendiri!!!!!!!” sebuah suara mengejutkan aku.
Aku menoleh ke atas. Sebuah payung melindungiku dari hujaman air hujan. Dan seseorang memegang payung itu tersenyum dan mengulurkan tangannya. Aku diam tak membalas. Ini pasti mimpi. Semua sudah pergi, pergi tinggalkan aku sendiri di dunia jahanam ini. Ku cubit lenganku dan ku tampar pelan pipiku.
“Ini bukan mimpi, bangunlah..Aku nyata…dan aku bukan malaikat yang akan menjemputmu!!” lanjutnya.
Ku jamah tangannya, dan dia menarik aku membantuku berdiri. Aku masih diam. Dan kuperhatikan lekat-lekat wajahnya.
“Aku juga bukan penjahat!!!Jadi jangan melihat aku seperti itu. Aku hanya temanmu.” Katanya.
“Kamu siapa??” Pertanyaan pertama dari banyak pertanyaan yang ku lontarkan padanya.
“Aku temanmu!!!” Kata singkat sambil menaikkan bahunya.
“Hehh, temanku???Dari mana??Nama kamu siapa??” Tanyaku.
“Aku utusan Tuhan untuk kamu!!” Katanya.
“Udah dech,,kamu siapa??” Tanyaku agak membentak.
“Aku Indra……” Katanya sambil mengusap wajahku yang basah karena air mata dan air hujan. “Ga seharusnya kamu nangis. Masih banyak pekerjaan yang bisa kamu lakuin selain nangis khan???”.
Setelah sekian lama, ini kali pertamanya aku dibelai oleh seseorang. Setelah kepergian orang tuaku karena kecelakaan, tak ada yang membelaiku. Aku diam saat dia menghapus air yang ada di wajahku. Terhanyut dalam perasaan yang lama tak aku dapat. Dia menarikku, dan dia memegang tanganku, aku semakin terhanyut dan aku hanya bisa menurut, tak banyak kata lagi yang ku lontarkan padanya.
“Kita berteduh disini aja!!Kita tunggu mpe hujan reda!!!” Katanya masih memegang tanganku.
Aku tetap diam. Aku teringat kenangan-kenanganku dengan keluargaku dulu. Aku terbayang wajah Ibu dan Ayahku. Semua terlintas dalam benakku.
“Hallow…Kenapa bengong??????”
Aku terbangun dari khayalanku. “Ohh,,iya!!!Ga kenapa-kenapa kok!!” aku melepas genggaman tangannya dan duduk terpaku disebuah bangku.
“Tia,,kok kamu………………………………….”
“Tia????Sebentar-sebentar!!!Kamu tau dari mana nama aku??” tanyaku pada sosok laki-laki didepanku..
“Hehehehe….” Dia tertawa kecil mendengar pertanyaanku.
“Darimana???” bentakku.
“Dari dulu kamu ga pernah berubah, cepet banget marah!!!DEDOT!!!!Kamu inget???”
Dedot, nama yang tidak asing lagi ku dengar.
“Dedot!!!!!!!!!!” Aku langsung melompat memeluknya dan dia membalas pelukan aku.
Dedot adalah teman kecilku. Aku selalu bermain dengannya, dan dia selalu melindungiku apabila ada anak-anak lain yang jahil. Setelah sekian lama, Indra-lah harapanku satu-satunya. Dari pertemuan itu, aku menceritakan semuaya, dari kematian orang tuaku, hingga akhirnya aku terlunta-lunta berjuang dalam kenaifan dunia ini.
Setiap hari kami bersama, tak ada waktu yang terlewatkan. Semua aku lewati dengan gembira sejak kehadiran Indra dikehidupanku. Indrapun menceritakan kehidupannya di Paris, dia kembali ke Indonesia karena liburan musim panas. Dan beberapa minggu lagi dia akan kembali ke Paris.
“Tia, kalo aku udah balik nanti kamu berjuang yaa. Jangan cepet menyerah!!!” Katanya.
“Hidup aku emang ditakdirin untuk sendiri yaa??Ga ada warna dihidupku!!”Balasku dengan nada jutek.
“Kamu harus janji sama aku!!!Aku juga bakalan janji,,bakalan lebih cepet lagi nyelesein kuliah aku disana.” Katanya dengan semangat.
“Hey,,udahlah. Buatlah orang tua kamu bangga!!Selesaikan kuliah kamu dengan baik,,jangan mikirin aku. Emang aku siapa sieh??” jawabku.
“Kamu adalah Cintaku!!!”
“Hahaha,,Love is bull shit!!!” kataku sambil mengacungkan jari tengahku di depan hidungnya.
“Tia..Kehidupan kamu pahit karena kamu tak tau apa itu kehidupan!!Love is nice!!Belajarlah kamu dari pengalaman. Apa kamu takut mencinta karena kamu ga mau kelak cinta kamu bakalan pergi??Itu bagian dari hidup, Tia. Kamu sadar dong. Kamu udah nyia-nyiain hidup kamu selama ini. Tadi kamu nyuruh aku untuk membuat orang tuaku bangga padaku, tapi kamu???Apa kamu udah buat orang tua kamu bangga, walaupun kalian beda alam???Udah???Belum khan???Hidup butuh semangat, hidup butuh perjuangan. Indonesia merdeka aja ga mudah, ga masuk akal dong kalo kamu mau hidup enak aja, ngedapetin semuanya dengan mudah. Semua perlu usaha.”
Aku terdiam mendengar semua kata Indra, hatiku tersentuh.
“Kamu kira hidup aku enak??Ga butuh perjuangan gitu??hidup aku juga pahit, Tia. Dari dulu sudah ku nanti-nanti liburan musim panas ini, hanya ingin bertemu dengan dirimu saja. 10 tahun kita berpisah, tak bertemu, tak berkabar. Aku sabar Tia. SABAR!!Aku berjuang menahan rasa rindu aku pada kamu, 10 Tahun TIA!!!!!10 tahun aku berharap waktu kan lebih cepat berputar. Tapi apa??APA??Apa yang ku dapat sekarang??Tia yang bodoh, STUPID…Mana Tia yang dulu??Mana Tia yang selalu menyemangatiku??MANA?” lanjutnya sambil membentak-bentak.
Kepalaku menunduk. Tak mampu menjawab. Diam 1000 bahasa, bibirku terkunci.
“MANA??Jawab Tia??Mana??” bentaknya.
“Aku sudah berjuang!!!Tapi apa yang aku dapat???Penderitaan,,PENDERITAAN Ndra…” akhirnya mulutku terbuka.
“Berjuang????Mana perjuangan kamu???Hujan-hujanan??Mengurung diri di kamar??Menangis??Itu yang namanya perjuangan????Hahh???????”
Pertanyaan yang semakin membuat aku terdiam. Aku tak bisa menjawab lagi. Gudang kata-kataku sudah habis.
“Kamu ga bisa jawab khan????Tia sadar, sadar…Hidup ini penuh warna bila kamu mau berusaha, berjuang, dan mau menikmatinya!!”
Aku berdiri di hadapannya, dan menangis sejadi-jadinya. Pelukan menghampiriku. Indra memelukku dengan erat.
“Kamu harus berjuang Tia,,ingat…Kamu ga sendiri di dunia ini. Teman-temanmu menantimu. Bukalah hatimu…” lanjutnya.
Ku menangis dipelukannya………………..
Sejak saat itu aku sadar, banyak yang menanti diriku. Pelan-pelan aku buka hatiku. Seiring dengan itu, Indra akan balik ke Paris, melanjutkan kuliahnya. Cinta pertamaku meninggalkanku.
“Tia, besok aku berangkat!!!” Katanya sambil mendekapku.
“Aku tau….” Jawabku singkat.
“Apa kamu akan menunggu aku???” tanyanya.
“Pastinya…..”
“Kenapa????” tanyanya lagi..
“Karena kamu adalah guru hidupku dan juga karena aku mencintaimu dan hatiku hanya untukmu..” jawabku.
Aku terus memeluknya. Aku tak mau melepasnya. Aku tak relakan semua yang indah hilang begitu saja.
“Besar cintaku padamu, dan akhirnya kamu bisa merasakan itu semua. Tunggu aku yaa…” katanya sambil mencium keningku.
Kurasakan kembali rasa yang telah lama hilang. Cinta hiasi hidupku. Dan kehidupan telah mengguruiku. Hidupku tak kesepian lagi. Semua peduli denganku. Kehadiran Indra membawa sejuta pelajaran untukku.
Langit hitam berubah menjadi biru. Burung berkicauan, dan matahari tersenyum menyinari bumi pertiwi. Dedaunan menari di tiup angin, dan kilauan embun  menambah keelokan hari itu. Hujaman air hujan berhenti, dan sebagai gantinya warna-warni pelangi hiasi di ufuk timur sana. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu…….

»»  READMORE...
Web Analytics