Pelan tapi pasti air
hujan menetes sedikit demi sedikit jatuh di bumi pertiwi, tanah menjadi becek
dan jalanpun menjadi basah. Surganya para bebek di sawah, dengan riang gembira
mereka berenang di sawah-sawah. Air sungai menjadi keruh, seketika juga air sungai
naik dan menggenangi perumahan di sekitar sungai. Orang-orang tak bisa bekerja
karena hujan, mereka malas untuk keluar karena cuaca yang tidak bersahabat itu.
Musimnya nyamuk untuk berkembang biak dan menyerang manusia. Walaupun hujan
deras terus menghujam bumi pertiwi, sepasang kekasih merajut kehangatan di
tengah derasnya hujan. Saling tertawa, saling mencium kening, dan saling peluk,
sepasang kekasih itu tak risih dengan adanya hujan, bahkan hujan menambah
kemesraan mereka.
Tapi,
disini aku sendiri, menahan dinginnya angin dan air hujan. Air hujan terus
menghujam diriku. Aku berharap kan ada pangeran yang datang padaku dan
menyelamatkan aku dari penderitaan ini. Tapi tak ada satupun yang menjemputku
dengan seekor kuda putih. Sendiri aku menahan pahitnya kehidupan ini. Aku
sebatangkara. Saat aku akan beranjak mengikuti langkah-langkah malaikat, kakiku
tertahan. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan. Aku lemah, aku
pengecut, aku tidak berani melawan kehidupan ini. Ini begitu sulit untuk aku
hadapi sendiri. Duduk lemah menanti belaskasihan seseorang. Semua orang
meninggalkan aku.
“Ga
semua orang meninggalkan kamu!!Masih ada yang peduli denganmu!!Masih ada cahaya
di balik awan gelap itu!!Kamu ga sendiri!!!!!!!” sebuah suara mengejutkan aku.
Aku
menoleh ke atas. Sebuah payung melindungiku dari hujaman air hujan. Dan
seseorang memegang payung itu tersenyum dan mengulurkan tangannya. Aku diam tak
membalas. Ini pasti mimpi. Semua sudah pergi, pergi tinggalkan aku sendiri di
dunia jahanam ini. Ku cubit lenganku dan ku tampar pelan pipiku.
“Ini
bukan mimpi, bangunlah..Aku nyata…dan aku bukan malaikat yang akan
menjemputmu!!” lanjutnya.
Ku
jamah tangannya, dan dia menarik aku membantuku berdiri. Aku masih diam. Dan
kuperhatikan lekat-lekat wajahnya.
“Aku
juga bukan penjahat!!!Jadi jangan melihat aku seperti itu. Aku hanya temanmu.”
Katanya.
“Kamu
siapa??” Pertanyaan pertama dari banyak pertanyaan yang ku lontarkan padanya.
“Aku
temanmu!!!” Kata singkat sambil menaikkan bahunya.
“Hehh,
temanku???Dari mana??Nama kamu siapa??” Tanyaku.
“Aku
utusan Tuhan untuk kamu!!” Katanya.
“Udah
dech,,kamu siapa??” Tanyaku agak membentak.
“Aku
Indra……” Katanya sambil mengusap wajahku yang basah karena air mata dan air
hujan. “Ga seharusnya kamu nangis. Masih banyak pekerjaan yang bisa kamu lakuin
selain nangis khan???”.
Setelah
sekian lama, ini kali pertamanya aku dibelai oleh seseorang. Setelah kepergian
orang tuaku karena kecelakaan, tak ada yang membelaiku. Aku diam saat dia
menghapus air yang ada di wajahku. Terhanyut dalam perasaan yang lama tak aku
dapat. Dia menarikku, dan dia memegang tanganku, aku semakin terhanyut dan aku
hanya bisa menurut, tak banyak kata lagi yang ku lontarkan padanya.
“Kita
berteduh disini aja!!Kita tunggu mpe hujan reda!!!” Katanya masih memegang
tanganku.
Aku
tetap diam. Aku teringat kenangan-kenanganku dengan keluargaku dulu. Aku
terbayang wajah Ibu dan Ayahku. Semua terlintas dalam benakku.
“Hallow…Kenapa
bengong??????”
Aku
terbangun dari khayalanku. “Ohh,,iya!!!Ga kenapa-kenapa kok!!” aku melepas
genggaman tangannya dan duduk terpaku disebuah bangku.
“Tia,,kok
kamu………………………………….”
“Tia????Sebentar-sebentar!!!Kamu
tau dari mana nama aku??” tanyaku pada sosok laki-laki didepanku..
“Hehehehe….”
Dia tertawa kecil mendengar pertanyaanku.
“Darimana???”
bentakku.
“Dari
dulu kamu ga pernah berubah, cepet banget marah!!!DEDOT!!!!Kamu inget???”
Dedot,
nama yang tidak asing lagi ku dengar.
“Dedot!!!!!!!!!!”
Aku langsung melompat memeluknya dan dia membalas pelukan aku.
Dedot
adalah teman kecilku. Aku selalu bermain dengannya, dan dia selalu melindungiku
apabila ada anak-anak lain yang jahil. Setelah sekian lama, Indra-lah harapanku
satu-satunya. Dari pertemuan itu, aku menceritakan semuaya, dari kematian orang
tuaku, hingga akhirnya aku terlunta-lunta berjuang dalam kenaifan dunia ini.
Setiap
hari kami bersama, tak ada waktu yang terlewatkan. Semua aku lewati dengan
gembira sejak kehadiran Indra dikehidupanku. Indrapun menceritakan kehidupannya
di Paris, dia kembali ke Indonesia karena liburan musim panas. Dan beberapa
minggu lagi dia akan kembali ke Paris.
“Tia,
kalo aku udah balik nanti kamu berjuang yaa. Jangan cepet menyerah!!!” Katanya.
“Hidup
aku emang ditakdirin untuk sendiri yaa??Ga ada warna dihidupku!!”Balasku dengan
nada jutek.
“Kamu
harus janji sama aku!!!Aku juga bakalan janji,,bakalan lebih cepet lagi
nyelesein kuliah aku disana.” Katanya dengan semangat.
“Hey,,udahlah.
Buatlah orang tua kamu bangga!!Selesaikan kuliah kamu dengan baik,,jangan
mikirin aku. Emang aku siapa sieh??” jawabku.
“Kamu
adalah Cintaku!!!”
“Hahaha,,Love
is bull shit!!!” kataku sambil mengacungkan jari tengahku di depan hidungnya.
“Tia..Kehidupan
kamu pahit karena kamu tak tau apa itu kehidupan!!Love is nice!!Belajarlah kamu
dari pengalaman. Apa kamu takut mencinta karena kamu ga mau kelak cinta kamu
bakalan pergi??Itu bagian dari hidup, Tia. Kamu sadar dong. Kamu udah
nyia-nyiain hidup kamu selama ini. Tadi kamu nyuruh aku untuk membuat orang
tuaku bangga padaku, tapi kamu???Apa kamu udah buat orang tua kamu bangga,
walaupun kalian beda alam???Udah???Belum khan???Hidup butuh semangat, hidup
butuh perjuangan. Indonesia merdeka aja ga mudah, ga masuk akal dong kalo kamu
mau hidup enak aja, ngedapetin semuanya dengan mudah. Semua perlu usaha.”
Aku
terdiam mendengar semua kata Indra, hatiku tersentuh.
“Kamu
kira hidup aku enak??Ga butuh perjuangan gitu??hidup aku juga pahit, Tia. Dari
dulu sudah ku nanti-nanti liburan musim panas ini, hanya ingin bertemu dengan
dirimu saja. 10 tahun kita berpisah, tak bertemu, tak berkabar. Aku sabar Tia.
SABAR!!Aku berjuang menahan rasa rindu aku pada kamu, 10 Tahun TIA!!!!!10 tahun
aku berharap waktu kan lebih cepat berputar. Tapi apa??APA??Apa yang ku dapat
sekarang??Tia yang bodoh, STUPID…Mana Tia yang dulu??Mana Tia yang selalu
menyemangatiku??MANA?” lanjutnya sambil membentak-bentak.
Kepalaku
menunduk. Tak mampu menjawab. Diam 1000 bahasa, bibirku terkunci.
“MANA??Jawab
Tia??Mana??” bentaknya.
“Aku
sudah berjuang!!!Tapi apa yang aku dapat???Penderitaan,,PENDERITAAN Ndra…”
akhirnya mulutku terbuka.
“Berjuang????Mana
perjuangan kamu???Hujan-hujanan??Mengurung diri di kamar??Menangis??Itu yang
namanya perjuangan????Hahh???????”
Pertanyaan
yang semakin membuat aku terdiam. Aku tak bisa menjawab lagi. Gudang
kata-kataku sudah habis.
“Kamu
ga bisa jawab khan????Tia sadar, sadar…Hidup ini penuh warna bila kamu mau
berusaha, berjuang, dan mau menikmatinya!!”
Aku
berdiri di hadapannya, dan menangis sejadi-jadinya. Pelukan menghampiriku.
Indra memelukku dengan erat.
“Kamu
harus berjuang Tia,,ingat…Kamu ga sendiri di dunia ini. Teman-temanmu
menantimu. Bukalah hatimu…” lanjutnya.
Ku
menangis dipelukannya………………..
Sejak
saat itu aku sadar, banyak yang menanti diriku. Pelan-pelan aku buka hatiku.
Seiring dengan itu, Indra akan balik ke Paris, melanjutkan kuliahnya. Cinta
pertamaku meninggalkanku.
“Tia,
besok aku berangkat!!!” Katanya sambil mendekapku.
“Aku
tau….” Jawabku singkat.
“Apa
kamu akan menunggu aku???” tanyanya.
“Pastinya…..”
“Kenapa????”
tanyanya lagi..
“Karena
kamu adalah guru hidupku dan juga karena aku mencintaimu dan hatiku hanya
untukmu..” jawabku.
Aku
terus memeluknya. Aku tak mau melepasnya. Aku tak relakan semua yang indah
hilang begitu saja.
“Besar
cintaku padamu, dan akhirnya kamu bisa merasakan itu semua. Tunggu aku yaa…”
katanya sambil mencium keningku.
Kurasakan
kembali rasa yang telah lama hilang. Cinta hiasi hidupku. Dan kehidupan telah
mengguruiku. Hidupku tak kesepian lagi. Semua peduli denganku. Kehadiran Indra
membawa sejuta pelajaran untukku.
Langit
hitam berubah menjadi biru. Burung berkicauan, dan matahari tersenyum menyinari
bumi pertiwi. Dedaunan menari di tiup angin, dan kilauan embun menambah keelokan hari itu. Hujaman air hujan
berhenti, dan sebagai gantinya warna-warni pelangi hiasi di ufuk timur sana.
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu…….
No comments:
Post a Comment