Sunday, March 11, 2012

ARTI HIDUP



Pelan tapi pasti air hujan menetes sedikit demi sedikit jatuh di bumi pertiwi, tanah menjadi becek dan jalanpun menjadi basah. Surganya para bebek di sawah, dengan riang gembira mereka berenang di sawah-sawah. Air sungai menjadi keruh, seketika juga air sungai naik dan menggenangi perumahan di sekitar sungai. Orang-orang tak bisa bekerja karena hujan, mereka malas untuk keluar karena cuaca yang tidak bersahabat itu. Musimnya nyamuk untuk berkembang biak dan menyerang manusia. Walaupun hujan deras terus menghujam bumi pertiwi, sepasang kekasih merajut kehangatan di tengah derasnya hujan. Saling tertawa, saling mencium kening, dan saling peluk, sepasang kekasih itu tak risih dengan adanya hujan, bahkan hujan menambah kemesraan mereka.
Tapi, disini aku sendiri, menahan dinginnya angin dan air hujan. Air hujan terus menghujam diriku. Aku berharap kan ada pangeran yang datang padaku dan menyelamatkan aku dari penderitaan ini. Tapi tak ada satupun yang menjemputku dengan seekor kuda putih. Sendiri aku menahan pahitnya kehidupan ini. Aku sebatangkara. Saat aku akan beranjak mengikuti langkah-langkah malaikat, kakiku tertahan. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan. Aku lemah, aku pengecut, aku tidak berani melawan kehidupan ini. Ini begitu sulit untuk aku hadapi sendiri. Duduk lemah menanti belaskasihan seseorang. Semua orang meninggalkan aku.
“Ga semua orang meninggalkan kamu!!Masih ada yang peduli denganmu!!Masih ada cahaya di balik awan gelap itu!!Kamu ga sendiri!!!!!!!” sebuah suara mengejutkan aku.
Aku menoleh ke atas. Sebuah payung melindungiku dari hujaman air hujan. Dan seseorang memegang payung itu tersenyum dan mengulurkan tangannya. Aku diam tak membalas. Ini pasti mimpi. Semua sudah pergi, pergi tinggalkan aku sendiri di dunia jahanam ini. Ku cubit lenganku dan ku tampar pelan pipiku.
“Ini bukan mimpi, bangunlah..Aku nyata…dan aku bukan malaikat yang akan menjemputmu!!” lanjutnya.
Ku jamah tangannya, dan dia menarik aku membantuku berdiri. Aku masih diam. Dan kuperhatikan lekat-lekat wajahnya.
“Aku juga bukan penjahat!!!Jadi jangan melihat aku seperti itu. Aku hanya temanmu.” Katanya.
“Kamu siapa??” Pertanyaan pertama dari banyak pertanyaan yang ku lontarkan padanya.
“Aku temanmu!!!” Kata singkat sambil menaikkan bahunya.
“Hehh, temanku???Dari mana??Nama kamu siapa??” Tanyaku.
“Aku utusan Tuhan untuk kamu!!” Katanya.
“Udah dech,,kamu siapa??” Tanyaku agak membentak.
“Aku Indra……” Katanya sambil mengusap wajahku yang basah karena air mata dan air hujan. “Ga seharusnya kamu nangis. Masih banyak pekerjaan yang bisa kamu lakuin selain nangis khan???”.
Setelah sekian lama, ini kali pertamanya aku dibelai oleh seseorang. Setelah kepergian orang tuaku karena kecelakaan, tak ada yang membelaiku. Aku diam saat dia menghapus air yang ada di wajahku. Terhanyut dalam perasaan yang lama tak aku dapat. Dia menarikku, dan dia memegang tanganku, aku semakin terhanyut dan aku hanya bisa menurut, tak banyak kata lagi yang ku lontarkan padanya.
“Kita berteduh disini aja!!Kita tunggu mpe hujan reda!!!” Katanya masih memegang tanganku.
Aku tetap diam. Aku teringat kenangan-kenanganku dengan keluargaku dulu. Aku terbayang wajah Ibu dan Ayahku. Semua terlintas dalam benakku.
“Hallow…Kenapa bengong??????”
Aku terbangun dari khayalanku. “Ohh,,iya!!!Ga kenapa-kenapa kok!!” aku melepas genggaman tangannya dan duduk terpaku disebuah bangku.
“Tia,,kok kamu………………………………….”
“Tia????Sebentar-sebentar!!!Kamu tau dari mana nama aku??” tanyaku pada sosok laki-laki didepanku..
“Hehehehe….” Dia tertawa kecil mendengar pertanyaanku.
“Darimana???” bentakku.
“Dari dulu kamu ga pernah berubah, cepet banget marah!!!DEDOT!!!!Kamu inget???”
Dedot, nama yang tidak asing lagi ku dengar.
“Dedot!!!!!!!!!!” Aku langsung melompat memeluknya dan dia membalas pelukan aku.
Dedot adalah teman kecilku. Aku selalu bermain dengannya, dan dia selalu melindungiku apabila ada anak-anak lain yang jahil. Setelah sekian lama, Indra-lah harapanku satu-satunya. Dari pertemuan itu, aku menceritakan semuaya, dari kematian orang tuaku, hingga akhirnya aku terlunta-lunta berjuang dalam kenaifan dunia ini.
Setiap hari kami bersama, tak ada waktu yang terlewatkan. Semua aku lewati dengan gembira sejak kehadiran Indra dikehidupanku. Indrapun menceritakan kehidupannya di Paris, dia kembali ke Indonesia karena liburan musim panas. Dan beberapa minggu lagi dia akan kembali ke Paris.
“Tia, kalo aku udah balik nanti kamu berjuang yaa. Jangan cepet menyerah!!!” Katanya.
“Hidup aku emang ditakdirin untuk sendiri yaa??Ga ada warna dihidupku!!”Balasku dengan nada jutek.
“Kamu harus janji sama aku!!!Aku juga bakalan janji,,bakalan lebih cepet lagi nyelesein kuliah aku disana.” Katanya dengan semangat.
“Hey,,udahlah. Buatlah orang tua kamu bangga!!Selesaikan kuliah kamu dengan baik,,jangan mikirin aku. Emang aku siapa sieh??” jawabku.
“Kamu adalah Cintaku!!!”
“Hahaha,,Love is bull shit!!!” kataku sambil mengacungkan jari tengahku di depan hidungnya.
“Tia..Kehidupan kamu pahit karena kamu tak tau apa itu kehidupan!!Love is nice!!Belajarlah kamu dari pengalaman. Apa kamu takut mencinta karena kamu ga mau kelak cinta kamu bakalan pergi??Itu bagian dari hidup, Tia. Kamu sadar dong. Kamu udah nyia-nyiain hidup kamu selama ini. Tadi kamu nyuruh aku untuk membuat orang tuaku bangga padaku, tapi kamu???Apa kamu udah buat orang tua kamu bangga, walaupun kalian beda alam???Udah???Belum khan???Hidup butuh semangat, hidup butuh perjuangan. Indonesia merdeka aja ga mudah, ga masuk akal dong kalo kamu mau hidup enak aja, ngedapetin semuanya dengan mudah. Semua perlu usaha.”
Aku terdiam mendengar semua kata Indra, hatiku tersentuh.
“Kamu kira hidup aku enak??Ga butuh perjuangan gitu??hidup aku juga pahit, Tia. Dari dulu sudah ku nanti-nanti liburan musim panas ini, hanya ingin bertemu dengan dirimu saja. 10 tahun kita berpisah, tak bertemu, tak berkabar. Aku sabar Tia. SABAR!!Aku berjuang menahan rasa rindu aku pada kamu, 10 Tahun TIA!!!!!10 tahun aku berharap waktu kan lebih cepat berputar. Tapi apa??APA??Apa yang ku dapat sekarang??Tia yang bodoh, STUPID…Mana Tia yang dulu??Mana Tia yang selalu menyemangatiku??MANA?” lanjutnya sambil membentak-bentak.
Kepalaku menunduk. Tak mampu menjawab. Diam 1000 bahasa, bibirku terkunci.
“MANA??Jawab Tia??Mana??” bentaknya.
“Aku sudah berjuang!!!Tapi apa yang aku dapat???Penderitaan,,PENDERITAAN Ndra…” akhirnya mulutku terbuka.
“Berjuang????Mana perjuangan kamu???Hujan-hujanan??Mengurung diri di kamar??Menangis??Itu yang namanya perjuangan????Hahh???????”
Pertanyaan yang semakin membuat aku terdiam. Aku tak bisa menjawab lagi. Gudang kata-kataku sudah habis.
“Kamu ga bisa jawab khan????Tia sadar, sadar…Hidup ini penuh warna bila kamu mau berusaha, berjuang, dan mau menikmatinya!!”
Aku berdiri di hadapannya, dan menangis sejadi-jadinya. Pelukan menghampiriku. Indra memelukku dengan erat.
“Kamu harus berjuang Tia,,ingat…Kamu ga sendiri di dunia ini. Teman-temanmu menantimu. Bukalah hatimu…” lanjutnya.
Ku menangis dipelukannya………………..
Sejak saat itu aku sadar, banyak yang menanti diriku. Pelan-pelan aku buka hatiku. Seiring dengan itu, Indra akan balik ke Paris, melanjutkan kuliahnya. Cinta pertamaku meninggalkanku.
“Tia, besok aku berangkat!!!” Katanya sambil mendekapku.
“Aku tau….” Jawabku singkat.
“Apa kamu akan menunggu aku???” tanyanya.
“Pastinya…..”
“Kenapa????” tanyanya lagi..
“Karena kamu adalah guru hidupku dan juga karena aku mencintaimu dan hatiku hanya untukmu..” jawabku.
Aku terus memeluknya. Aku tak mau melepasnya. Aku tak relakan semua yang indah hilang begitu saja.
“Besar cintaku padamu, dan akhirnya kamu bisa merasakan itu semua. Tunggu aku yaa…” katanya sambil mencium keningku.
Kurasakan kembali rasa yang telah lama hilang. Cinta hiasi hidupku. Dan kehidupan telah mengguruiku. Hidupku tak kesepian lagi. Semua peduli denganku. Kehadiran Indra membawa sejuta pelajaran untukku.
Langit hitam berubah menjadi biru. Burung berkicauan, dan matahari tersenyum menyinari bumi pertiwi. Dedaunan menari di tiup angin, dan kilauan embun  menambah keelokan hari itu. Hujaman air hujan berhenti, dan sebagai gantinya warna-warni pelangi hiasi di ufuk timur sana. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu…….

No comments:

Post a Comment

Web Analytics